biru-badai-salju.blogspot.com
.:ujung waktu di cecabang sunyi: June 2005
http://biru-badai-salju.blogspot.com/2005_06_01_archive.html
Friday, June 17, 2005. Frasa lirih konsonan sedih. Yang tergolek di dekat bantal. ia nyalakan ms word, kalimat yang nyaris sama akan dia ketikkan, "ruang ini masih kosong, udara hanya berbau tubuhku. sepi menekan mendesak. sendiri. menanti. hari keempat, dan hatiku masih saja mau menunggu, ketukan di bibir pintu.". Saat dia padamkan notebook. Itu, terdengar ketukan, tapi bukan dari yang dia tunggu. kopi datang, dan dia tahu, malam kembali akan terasa panjang. Perempuan itu adalah aku. Bapak elang tadi pe...
biru-badai-salju.blogspot.com
.:ujung waktu di cecabang sunyi: February 2005
http://biru-badai-salju.blogspot.com/2005_02_01_archive.html
Thursday, February 24, 2005. Mayantara, ruas-ruas rasa. Beberapa hari yang lalu, dengan dia. Ahh, kau ternyata telah lupa.". Mas, jangan mengada-ada". Lupa padaku. lupa pada rasa hangat yang telah kau tularkan. lupa pada geletar tubuh yang menagih ingin.". Gimana aku bisa lupa? Aku gak pernah lupa.". Lupa pada keabadianmu yang tinggal di dalam dingin.". Mas kan yang gak mau? Gak mau pada geletar tubuh yang menagih ingin.". Duh, bukankah aku setia pada keabadianmu di dalam dingin". Berikan aku jalan.".
biru-badai-salju.blogspot.com
.:ujung waktu di cecabang sunyi: November 2004
http://biru-badai-salju.blogspot.com/2004_11_01_archive.html
Tuesday, November 30, 2004. Kalau kamu sekarang berada di semarang, pasti langit yang menyungkupimu adalah arakan jelaga hitam, dengan angin keras, yang memaksa beberapa pohon kecil harus bersujud. dan jika kau lemparkan mata ke utara, barisan burung yang bergerak-berjajar, seperti membawa kabar: gerimis akan menebar. Semarang, sore ini, atau malam nanti, tampaknya akan hujan lagi. dan aku harus bersiap-siap memanaskan imaji, bersumbu segelas kopi. Kamu tahu apa yang biasa aku lakukan kalau hujan begini?
biru-badai-salju.blogspot.com
.:ujung waktu di cecabang sunyi: December 2004
http://biru-badai-salju.blogspot.com/2004_12_01_archive.html
Monday, December 20, 2004. Aku telah tak lagi setia. Non, aku harus mengatakan ini: aku telah tak setia padamu. Aku mengaku, bukan agar kau memaafkanku, melainkan karena aku tak mampu lagi menahan kesakitan-kebohongan ini. semula, aku merasa mampu menyembunyikan ini padamu. tapi, tidak malam ini, ketika kamu mengikhlaskan diri tidur di pangkuanku. aku begitu ngilu, karena beberapa malam lalu, bukan kau yang rebah di situ. Kamu ingat ketika minggu lalu, aku pamit ke luar kota untuk rapat akhir tahun?
biru-badai-salju.blogspot.com
.:ujung waktu di cecabang sunyi: January 2005
http://biru-badai-salju.blogspot.com/2005_01_01_archive.html
Wednesday, January 12, 2005. Hidup yang tiada harap. Tadi pagi, non menikah. Aku menerima kabar itu darinya, melalui sms yang tak bisa kuhindari. kepalaku tiba-tiba kosong. dan darah seperti tak mau mencapai jantungku. sesak, aku terengah-engah menggapai oksigen, menyanggakan badan di teralis jendela. mataku basah. Kini kepalaku dipenuhi bayanganmu dan lelakimu. dan aku tak pernah bisa tahu, sosok macam apa yang membuat mimpiku abadi. "jangan tanya siapa dia, biru. kau tak mengenalnya. di...Ya, tadi pagi...
biru-badai-salju.blogspot.com
.:ujung waktu di cecabang sunyi: May 2005
http://biru-badai-salju.blogspot.com/2005_05_01_archive.html
Friday, May 20, 2005. Lupa akan membebaskan kita. Non, hari ini kamu berulang tahun, dan aku tak tahu harus memberikan kado apa untukmu. ya, ini ulang tahunmu yang kedua, setelah perpisahan kita. tapi ini adalah ulang tahunmu yang pertama, yang aku tak punya khayalan apa pun yang dapat kuberikan padamu. Aku ingat, dulu, setiap kali kutanyakan padamu, "non ingin apa? Dan kau selalu tertawa, "berikan aku selalu yang kecil, yang mempertalikan kita." dan aku bingung, selalu menggelengkan kepala. Malam itu, a...
biru-badai-salju.blogspot.com
.:ujung waktu di cecabang sunyi: August 2004
http://biru-badai-salju.blogspot.com/2004_08_01_archive.html
Thursday, August 26, 2004. Berahi tak membaui tubuh. Duduk dalam dingin, mengiangkan rinai suaramu yang seperti hujan, waktu seakan diam, semua terhenti: hening di puncak bening. Aku tak tahu, kenapa suaramu menghipnosaku, acap membuat syaraf di mulutku menguraikan senyum, membayangkan sebaris tawa, sekertap dehem, tarikan napas, ruap batuk, dan juga erang. lalu semuanya adalah keserentakan, dalam satu kata: "mana ciuman untukku? Mari, merdekakanlah diri dari penjara pikiran. Dan kasunyatan ini harus jug...
biru-badai-salju.blogspot.com
.:ujung waktu di cecabang sunyi: July 2004
http://biru-badai-salju.blogspot.com/2004_07_01_archive.html
Wednesday, July 28, 2004. Marilah menjadi sebatang laut, yang rela menerima kekotoran air sungai tanpa harus ikut tercemar.". Aku salah. aku ternyata bukan laut. bahkan empang pun tidak. ketika dia memuntahkan semuanya, laut dalam diriku mengecil, mengering, sat. aku menyerah, meninggalkannya. dan dia marah, tak dapat menerima. "aku ternyata hanya penguji batas moralitasmu," dengungnya di sebuah subuh yang basah. Ya, aku bukan laut. dan aku tercemar. Barangkali, aku memang tak perlu menjadi laut. Setahun...
biru-badai-salju.blogspot.com
.:ujung waktu di cecabang sunyi: September 2004
http://biru-badai-salju.blogspot.com/2004_09_01_archive.html
Wednesday, September 01, 2004. Kedukaan bisa datang dari ucapan yang tidak direncanakan, atau telinga yang lupa menutup diri. aku sering mengalami ini. berbincang dengan rekan-rekan, saling melempar canda, lalu, dari saling cerita itu, "gosip" bisa diam-diam menyelinap. "eh, tahu nggak. Biru, aku mendengar sesuatu tentang pipit. dia ternyata tidak sebersih yang kita kira." atau, "kayaknya, ichi tidak seikhlas itu deh, dulu dia pernah.". Tapi, darimana muncul "rasa dibohongi" itu? Tapi, lintasan ragu itu ...