ayam-bangkok.blogspot.com
Y. Wibisono: Jagoan-Jagoan Yang Sebenarnya: July 2006
http://ayam-bangkok.blogspot.com/2006_07_01_archive.html
Y Wibisono: Jagoan-Jagoan Yang Sebenarnya. Sunday, July 30, 2006. Di antara binatang lain, ayam memiliki keunikan dalam pertarungan. Dua ekor ayam yang berhadapan, tidak serta merta berkelahi begitu saja. Ada tiga tahap dalam pertarungan ayam, yaitu: tahap penjajagan (abar), tahap pertarungan, dan tahap penyelesaian. Tiga tahap tersebut adalah tahap normal. Jika ayam memiliki ‘killing punch’ yang baik, dengan taji maupun pukul, pertarungan bisa berakhir pada tahap mana saja. Links to this post. Bulu ayam...
ayam-bangkok.blogspot.com
Y. Wibisono: Jagoan-Jagoan Yang Sebenarnya: August 2005
http://ayam-bangkok.blogspot.com/2005_08_01_archive.html
Y Wibisono: Jagoan-Jagoan Yang Sebenarnya. Friday, August 12, 2005. Pada hakekatnya, semua jenis ayam akan cenderung bertarung baik dengan lawan dari jenis yang sama maupun dari jenis lainnya. Pertarungan umumnya terjadi pada jenis kelamin yang sama; jantan dengan jantan dan betina dengan betina. Memiliki ciri badan yang ramping dan gerakan yang cekatan. Pertarungan antar ayam philipine menarik untuk dilihat karena seringnya pertarungan di udara yaitu ketika kedua ayam melompat setengah terbang dan d...
tembang-mahakam.blogspot.com
Tembang Mahakam: Nyanyian Sungai Khatulistiwa: January 2004
http://tembang-mahakam.blogspot.com/2004_01_01_archive.html
Tembang Mahakam: Nyanyian Sungai Khatulistiwa. Mahakam, o, mahakam. Kutuliskan semua rasa yang menggelora itu di sini. Di antara riak gelombangmu yang tak pernah bosan kutatap berlama-lama. Ijinkan sajak-sajak ini terus kudendangkan, bersama angin dan kapal yang lewat. Friday, January 02, 2004. KONTRADIKSI, AKU - HAN. Oleh: Y. Wibisono. Kita ngobrol di sudut café itu. Aku, dengan segenap lelahku. Menarikmu dalam perbincangan yang kaku. Kita ukur dalamnya rentang ini. Tangan ini adalah persahabatan. Kubel...
tembang-mahakam.blogspot.com
Tembang Mahakam: Nyanyian Sungai Khatulistiwa: June 2005
http://tembang-mahakam.blogspot.com/2005_06_01_archive.html
Tembang Mahakam: Nyanyian Sungai Khatulistiwa. Mahakam, o, mahakam. Kutuliskan semua rasa yang menggelora itu di sini. Di antara riak gelombangmu yang tak pernah bosan kutatap berlama-lama. Ijinkan sajak-sajak ini terus kudendangkan, bersama angin dan kapal yang lewat. Tuesday, June 14, 2005. SIMPANG EMPAT AIR PUTIH. Oleh: Y. Wibisono. Ada yang tertegun di sudut simpang. Termangu di bawah temaram lampu jalan. Waktu telah mencuri darinya. Seorang lelaki yang ketinggalan taksi. Telah pula berambut dua warna.
tembang-mahakam.blogspot.com
Tembang Mahakam: Nyanyian Sungai Khatulistiwa: July 2005
http://tembang-mahakam.blogspot.com/2005_07_01_archive.html
Tembang Mahakam: Nyanyian Sungai Khatulistiwa. Mahakam, o, mahakam. Kutuliskan semua rasa yang menggelora itu di sini. Di antara riak gelombangmu yang tak pernah bosan kutatap berlama-lama. Ijinkan sajak-sajak ini terus kudendangkan, bersama angin dan kapal yang lewat. Sunday, July 03, 2005. Oleh: Y. Wibisono. Lelaki yang menghela nafas panjang. Bahkan sejak malam masih berwarna senja. Kau hanya mencintai rasa cintamu untukku. Dan itu sama sekali bukan tentang aku. Itu rasa, bukan aku! Links to this post.
tembang-mahakam.blogspot.com
Tembang Mahakam: Nyanyian Sungai Khatulistiwa: October 2004
http://tembang-mahakam.blogspot.com/2004_10_01_archive.html
Tembang Mahakam: Nyanyian Sungai Khatulistiwa. Mahakam, o, mahakam. Kutuliskan semua rasa yang menggelora itu di sini. Di antara riak gelombangmu yang tak pernah bosan kutatap berlama-lama. Ijinkan sajak-sajak ini terus kudendangkan, bersama angin dan kapal yang lewat. Thursday, October 14, 2004. CENDAWAN JINGGA DI PUNCAK MERAPI. Oleh: Y. Wibisono. Pertemuan kita, Shella. Seperti sebaris rumput kering yang tersaput embun. Lalu memudar ketika mentari menampakkan sinar. Berceritalah tentang apa saja. Lalu ...
tembang-mahakam.blogspot.com
Tembang Mahakam: Nyanyian Sungai Khatulistiwa: March 2004
http://tembang-mahakam.blogspot.com/2004_03_01_archive.html
Tembang Mahakam: Nyanyian Sungai Khatulistiwa. Mahakam, o, mahakam. Kutuliskan semua rasa yang menggelora itu di sini. Di antara riak gelombangmu yang tak pernah bosan kutatap berlama-lama. Ijinkan sajak-sajak ini terus kudendangkan, bersama angin dan kapal yang lewat. Wednesday, March 10, 2004. Oleh: Y. Wibisono. Baginya, rindu itu sudah begitu menggelora. Dipintalnya dengan airmata,. Dan dihantarkannya padamu dengan malu, kelak. Tapi disadarinya rindunya rindu hitam. Mengucap namamupun dia tak berani.
tembang-mahakam.blogspot.com
Tembang Mahakam: Nyanyian Sungai Khatulistiwa: February 2006
http://tembang-mahakam.blogspot.com/2006_02_01_archive.html
Tembang Mahakam: Nyanyian Sungai Khatulistiwa. Mahakam, o, mahakam. Kutuliskan semua rasa yang menggelora itu di sini. Di antara riak gelombangmu yang tak pernah bosan kutatap berlama-lama. Ijinkan sajak-sajak ini terus kudendangkan, bersama angin dan kapal yang lewat. Thursday, February 09, 2006. Oleh: Y. Wibisono. Kunamai kau camar sebab di matamu kutemukan laut. Kulayari hari-hari seperti pelaut mabuk. Menelusurimu pada pantai yang menyisakan kenang. Cintaku, cinta pelayar sesat. Mahakam, o, mahakam.